Kota Venesia
Venesia merupakan ibu kota Provinsi Venezia dan Regione Veneto, Italia utara. Memiliki sebutan La Serenissima, kota ini ditata dengan baik dan menjadi salah satu tempat pariwisata yang sering dikunjungi. Kota ini juga memiliki sejarah yang cukup menarik. Kota pulau tersebut pernah menjadi pusat republik maritime serta pelabuhan terbesar di Eropa abad pertengahan akhir. Pada masanya sebagai republik, kota ini menjadi pelabuhan utama Italia di Laut Adriatik utara.
Sejak jatuhnya republik Venesia pada tahun 1797, kota ini memiliki tempat yang tak tertandingi. Pemandangan bercahaya dari istana marmer, lukisan dinding, menara lonceng, dan kubah yang dipantulkan dalam air laguna yang berkilauan di bawah langit Adriatik yang biru. Kota ini telah dilukis, difoto, dan difilmkan sedemikian rupa. Namun, sulit untuk membedakan kota yang sebenarnya dari representasi romantisnya. Pengunjung yang tiba di Venesia akan merasa dibawa ke dunia lain yang suasana dan keindahannya tetap tiada tara.
Kekayaannya yang tak tertandingi dari gedung-gedung indah dan monumen-monumen yang berasal dari periode dominasi komersial telah memastikan keinginan yang tajam dan hampir universal untuk konservasi yang sensitif. Kepedulian terhadap konservasi ini sekarang meluas tidak hanya ke monumen kota tetapi ke kota itu sendiri karena naiknya permukaan air dan penurunan tanah di mana Venesia dibangun mengancam kelangsungan keberadaan kota dalam bentuknya yang sekarang. Pada tahun 1987 Venesia dan lagunanya secara kolektif ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO. Pop. (2009 est.) kota, 59.984; (2011 est.) komune, 270.884.
Sejarah Kota Venesia
Periode awal
Pada 568 M, Gerombolan Lombardia melakukan serangannya ke Italia Utara mendorong sejumlah besar penduduk daratan ke pulau-pulau laguna yang sebelumnya merupakan rumah para nelayan keliling dan pekerja garam. Penduduk daratan tersebut terisolasi karena pulau-pulau peradaban Veneto-Bizantium tersebut menjadi bagian dari eksarkat Ravenna ketika didirikan pada tahun 584. Ketika kota daratan Bizantium Oderzo jatuh ke tangan Lombardia pada tahun 641, otoritas politik dialihkan ke salah satu pulau di laguna Venesia.
Ketika eksarkat Ravenna berakhir, Adipati pertama, Orso, dipilih dalam deklarasi militer anti-Bizantium pada tahun 727. Namun, pada tahun 751 ia digantikan oleh pejabat Bizantium mengakibatkan terjadi perselisihan politik internal selama beberapa dekade di antara berbagai pemukiman yang bersaing untuk supremasi dan antara faksi-faksi yang pro dan anti-Bizantium. Tidak hanya itu, adanya upaya oleh otoritas gereja untuk memperoleh pengaruh duniawi. Akhirnya Adipati Obelerio dan saudaranya Beato membentuk aliansi dengan kaum Frank Italia dan menempatkan Venesia di bawah kekuasaan raja Italia Pippin untuk membebaskan diri dari kendali Bizantium.
Reaksi pro-Bizantium terhadap peristiwa ini di bawah pengawasan keluarga Parteciaco menyebabkan pemindahan pusat pemerintahan ke gugusan pulau Rialto yang pada saat itu menjadi pusat pengasingan dalam pertempuran faksi. Meskipun perjanjian Franco-Bizantium tahun 814 menjamin kemerdekaan politik dan yuridis Venesia dari kekuasaan Kekaisaran Barat. Perjanjian itu tidak menegaskan ketergantungan efektif apa pun pada Kekaisaran Bizantium.
Pada tahun 840–841, Adipati merundingkan perjanjian internasional atas namanya sendiri. Namun, Posisi hukum dan politik yang tidak biasa dari kadipaten kecil yang independen terletak di isolasi teritorial antara dua kerajaan besar yang memberikan kontribusi besar pada fungsinya sebagai perantara perdagangan. Terjadinya perselisihan serius antara keluarga terkemuka mengenai jabatan Adipati karena tidak dapat menghentikan perkembangan pesat perdagangan. Meningkatkan keuntungan pribadi akan menyebabkan stabilitas internal dengan menciptakan kelas penguasa yang lebih berkuasa yang mampu membatasi kekuatan Adipati. Lambat laun kesadaran nasional berkembang. Dimulai pada akhir abad ke-9, Adipati dipilih melalui pemilihan umum, meskipun hak tersebut sering disalahgunakan selama masa perselisihan sipil. Akhirnya gugusan pulau-pulau Rialto dengan sungguh-sungguh diubah menjadi kota Venesia.
Orde Baru
Adipati Domenico Flabanico (1032–42) meresmikan berakhirnya kekuasaan faksi keluarga menyebabkan perubahan dalam sistem pemerintahan. Dia mengembalikan kepada rakyat hak berdaulat untuk memilih Adipati, tetapi istilah populus dalam praktiknya terbatas pada penduduk Rialto dan bahkan hanya sekelompok bangsawan terpilih yang diperbolehkan. Organ eksekutif yaitu Ducal Kuria dan Majelis Legislatif dipanggil untuk menyetujui tindakan Adipati tersebut. Selain itu, Sebuah gereja baru dibangun untuk St. Markus sebagai simbol semangat Venesia di bawah pemerintahan Doge Domenico Contarini (1043–70), seorang pembela yang energetik dari kemerdekaan religius kadipaten.
Warisan budaya: Mitos Venesia
Dari masa ke masa orang Venesia mulai berkembang dengan merancang kota mereka sebagai tempat yang luar biasa. Mereka menganggap komunitas yang diberkati oleh St. Markus sebagai pusat kehidupan keagamaan, sipil, komersial yang ditahbiskan secara ilahi, dilindungi oleh lagunanya dan diatur oleh konstitusi yang seimbang yang menggabungkan monarki, aristokrasi, dan kebebasan republik. Sejarawan menyebut persepsi ini sebagai "mitos Venesia." Arsitektur kota, terutama pada masa Renaisans, sengaja meniru Roma republic dan ritual besar kenegaraan—prosesi Adipati dari istananya ke basilika atau Pernikahan tahunan dengan Laut, ketika Adipati melemparkan cincin emas ke laguna sebagai “tanda kekuasaan yang sejati dan abadi”.
Comments